Selasa, 09 Oktober 2007

Bahkan puisi pun mengandung makna psikologis

Mending Wall
--Robert Frost--

Something there is that doesn't love a wall,
That sends the frozen-ground-swell under it,
And spills the upper boulders in the sun;
And makes gaps even two can pass abreast.
'Why do they make good neighbors? Isn't it
Where there are cows? But here there are no cows.
Before I built a wall I'd ask to know
What I was walling in or walling out,
And to whom I was like to give offense.
Something there is that doesn't love a wall,
That wants it down.'
----------------

Meresapi puisi di atas, ibarat mengungkap paradox dalam kemanusiaan manusia. Bahwa kita (manusia) menginginkan sebuah 'dinding', sebuah jarak untuk melindungi diri kita dari orang lain (outsiders), tapi juga di sisi lain kita butuh masa2 di mana 'dinding' tsb runtuh shg kita dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. What a paradox!

Kalimat "Good fences make good neighbors" dimaknai sebagai 'positive sense in general conversation'. Maksudnya, coba deh inget2 dalam percakapan sehari2, klo kalimat2 yg kita utarakan pada lawan bicara kita adalah kalimat2 yg baik, secara otomatis (dalam konteks normal) si lawan bicara akan tergerak menghargai dan menyampaikan kalimat yang baik pula kepada kita.

Yang dimaksud sbg 'The fence' (pagar) tak lain adalah pikiran kita, imaginasi yang tak ingin diganggu (saat imaginasi tsb sdg bekerja) namun sangat ingin dibagi dengan orang lain yang berada di luar diri.

Hum, unik ya?

Tidak ada komentar: