Senin, 23 Juni 2008

Sharing: Indigo

Lagi, jadi pembicara tema indigo.
Kali ini di Perpusnas, atas undangan Univ YAI Jakarta.

Jika pada kali pertama di UIN, bintang tamunya adalah anak indigo (Anisa Rania Putri: anak kecil yang jago bahasa inggris sejak pertama kali mengeluarkan kata pertama, tanpa diajarkan oleh ibunya/siapapun), maka pada kesempatan tadi adalah indigo berusia dewasa. 2 sampel berbeda ini, membuat saya jadi mulai mengerti alurnya indigo ini.

Heboh fenomena indigo sudah terjadi beberapa waktu lalu, sejak gembar-gembor pemberitaan di media.
Kick Andy Show pernah menayangkan seorang anak (Ario, 12 th) yang mampu menulis aksara cina kuno, padahal tidak pernah diajari. dimana berdasarkan keyakinannya, ia adalah prajurit perang cina, di masa terdahulu, sebelum ia dilahirkan di masa kini. Selain itu, Ario memiliki kemampuan ESP (Ekstra Sensory Perception) berupa kemampuan melihat makhluk halus, dan dapat mengetahui bahwa neneknya akan meninggal (firasat).

Annisa Rania, termasuk yang sering diberitakan, terutama tentang kemampuannya menceritakan secara detil hal2 yang terjadi selama berada dalam rahim ibunya. hal ini diceritakannya secara fasih dalam bahasa inggris.

Sementara itu, pada kasus yang saya temui hari ini: indigo dewasa, ternyata ia tidak pernah tidak merasakan mimpi dalam tiap tidurnya. bahkan tidur 5 menit saja bisa bermimpi. uniknya, sejak usia 3th, beliau sudah sadar akan mimpi yang dialaminya (bayangkan: bukankah kognisi kita seharusnya pada usia tersebut belum punya kesadaran akan hal2 yang abstrak toh? ck..ck..ck). Hal unik lainnya, mimpi2 tersebut banyak yang menjadi kenyataan, dan ia juga sering berada di tahun2 bersejarah dalam mimpi tsb (pernah berada di tahun 1928, di masa eyang buyutnya)

Sebelum saya ceritakan sebuah alur yang terkait dengan indigo anak2 ke indigo dewasa, ada baiknya saya cantumkan sedikit penjelasan terkait dengan indigo ini.

Istilah indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi warna biru dengan ungu. Warna-warna tersebut diidentifikasi lewat cakra di tubuh. "Letak indigo ada di kening, persisnya antara cakra leher yang berwarna biru dengan cakra puncak kepala yang berwarna ungu,"

Orang awam dapat mengidentifikasi indigo ini berdasarkan ciri sbb:

Suka berbicara sendiri
Dapat melihat masa lalu dan masa depan
Cenderung lebih matang dari usianya (dapat menangkap perasaan, kemauan dan pikiran orang lain)
Kecerdasan di atas rata-rata: mampu melakukan hal-hal yang bahkan belum pernah dipelajari sebelumnya.


Namun ada ciri spesifik yang harus dipastikan dalam menentukan apakah individu tsb indigo atau tidak, yakni:
Memiliki aura berwarna nila (berdasarkan hasil foto aura)
Memiliki kemampuan spiritual bawaan: mengetahui sesuatu yang berada di luar kemampuan sensorinya (ESP: Extra Sensory Perception)
Anak indigo biasanya banyak bertanya, dan orangtuanya akan kewalahan menjawab. Umpamanya, kenapa harus begini, kenapa harus begitu. Dia akan merasa heran untuk beberapa hal, yang dirasa tak masuk akal. Seringkali bersikap non-kompromistis terhadap segala sesuatu yang dinilainya bersifat pemaksaan

Disebabkan ada ciri spesifik yang harus dipastikan, seperti tercantum di atas, then how to assess?

Foto Aura

Observasi dan Wawancara: terkait dengan penggalian pola pikir, sikap2 dewasa (kebijaksanaan) dan pengalaman2 spiritual atau kemampuan ESPnya


Intinya, klo ada di antara anda yang merasa memiliki ciri2 di atas, baru bisa mengaku indigo klo udah ada hasil poto auranya ya. makanya: yuukks rame2 foto aura, buat lucu2an juga boleehh, apalagi klo ternyata aura kita indigo kan kali aja bisa diundang jadi bintang tamu. hehehehehe...., psikolog indigo kan belum ada tuuhh...hahaha..

Lanjut.

Jika dari ciri2 tsb di atas, such: suka berbicara sendiri, merupakan ciri2 abnormalitas, apakah indigo masuk kriteria diagnostik?

Istilah Indigo tidak terdapat pada DSM IV (Diagnostic N Statistical Manual for Mental Disorder), ataupun ICD-10 (Psikiatri). SHg Indigo tidak dapat dianggap sbg ‘penyakit’

Maka harus dapat dibedakan antara indigo dengan kriteria2 lain, seperti:

Jika salah satu ciri indigo adalah Suka berbicara sendiri, hal ini tidak berarti bahwa anak indigo sama dengan Autisme, pun bukan childhood onset of schizophrenia

Jika salah satu ciri indigo adalah Aktif dan cenderung ‘tidak bisa diam’, pemberontak. Hal ini tidak berarti bahwa anak indigo sama dengan Hiperaktif atau ADHD

Jika salah satu ciri indigo adalah Cerdas, dapat mengerjakan berbagai hal yang belum pernah diajarkan. Hal ini tidak serta merta menjadikan anak indigo ke dalam kriteria anak2 Gifted or Talented.

Nah, kira2 demikian penjelasan singkatnya.

Kemudian, yang menarik untuk dipaparkan dalam forum diskusi ini adalah terkait bukti2, bahwa terdapat dilema yang terjadi pada diri individu indigo:

Secara Kognisi: ada ‘jarak’ antara kemampuan intuisinya yang luar biasa dalam hal mempersepsikan dunia – dengan – ‘pengalaman pahit’ yang harus dialaminya atas ketidakadilan yang ditemui/dirasakan dari lingkungannya. Hal ini menimbulkan ‘rasa sakit’ dan perasaan tidak nyaman terhadap dirinya sendiri, merasa ‘tidak utuh’ (Un-Fullness).

Disebabkan sering berfikir tentang hal2 yang berada di luar kewajaran, terkadang anak indigo menjadi sakit secara fisik >> lantas menjadi tertekan, represi ke alam mimpi >> terjadi mimpi buruk >> kemudian timbul reaksi2 fisiologis yang tidak sehat

Selain itu, dengan kelebihan yang dimiliki, cenderung membuat anak menjadi tidak realistis dan malas. "Kalau mereka konsentrasi dengan memusatkan energi, mereka bisa membayangkan soal-soal yang akan keluar dalam ujian. Ini bisa membuat mereka jadi malas belajar."


Lantas, apa yang bisa kita lakukan terhadap mereka?


After-school programs: Mengulang pelajaran di sekolah, secara individual. Utamanya bagi mereka2 yang tidak bisa melibatkan diri dalam proses KBM di sekolah.

Konseling individual terkait dengan kesulitan-kesulitan yang ditemui selama di sekolah, juga dapat dilakukan.

Konseling: Pendekatan kognitif, ditekankan pada aspek pengalaman-pengalaman spiritual atau ‘pengalaman ajaib’ yang dialaminya. Sebab, mereka sering merasa tidak berada di bumi (‘out of place in this world’)

Medication: ada dugaan bahwa dalam sistem limbik otak, terutama neurotransmiternya, terganggu.

Dirikan semacam perkumpulan bagi para indigo yang ‘petualang spiritual’: sebagai tempat berdiskusi, belajar bersama, dan sharing ide-ide atau sebagai tempat ‘penyembuhan diri’ (healing)

Memfasilitasi ‘proses teurapeutic’ bagi anak, utamanya terkait dengan kemampuan spiritual si anak, sehingga potensi-potensi luar biasa yang dimiliki oleh anak indigo ini dapat mengarahkan perilaku-perilakunya pada hal-hal positif saja.

Jembatani ‘jurang’ yang dimiliki anak indigo. ‘Jurang’ ini berupa: kemampuannya mempersepsikan dunia secara intuitif dan ‘luar biasa’, namun di sisi lain mereka juga merasakan ‘sakit’ dan ‘pahit’ akibat banyaknya ketidakadilan/ketidakberesan dari dunia di sekitar mereka. Proses ‘healing’ (pen-jembatan-an) ini akan secara perlahan mengurangi (bahkan menghilangkan) ‘rasa sakit’ atau ‘rasa tidak nyaman’ anak indigo terhadap kemampuan yang mereka miliki. Serta izinkan anak-anak ini memiliki ‘ruang’ bagi hidupnya, agar bermakna dan memiliki tujuan yang positif.

Kekuatan yang mereka miliki agar bisa diarahkan ke hal-hal yang positif (kemanusiaan, misal: u/ penyembuhan, pengambilan keputusan penting di masa depan, dll). FYI, di Amerika, individu2 indigo 'dimanfaatkan' untuk membantu negara.

Penting untuk diingat: agar tidak mengkomersialisasikan anak indigo ini dalam bentuk apapun, guna mencegah beban psikologis dan beban sosial pada diri anak.

Untuk mengurangi ‘ketersiksaan’ anak atas kelebihan yang dimilikinya, terkadang penting pula untuk "menormalkan" anak-anak berdaya lebih ini. Dapat dilakukan dengan cara “menumpulkan" kemampuan si anak: orang tua dapat memberi pengertian bahwa apa yang diketahui si anak itu semata-mata faktor kebetulan.

Last,

Anak-anak indigo pada dasarnya seumur hidup akan indigo terus (berkembang menjadi 'indigo dewasa'). Di usia anak-anak, mereka kerap "berontak". Tapi ketika dewasa, karena sudah bisa menyesuaikan diri, sikap pemberontakannya berkurang.

“Pendampingan" terhadap anak indigo sangat diutamakan, agar mereka bisa tumbuh secara wajar.

Contoh pada indigo dewasa yang saya temui tsb, ternyata saat ditanyakan 'apakah capek dengan kemampuan luar biasa yang dimilikinya? dan apakah ingin menghilangkannya?' Jawabannya adalah 'YA! Tapi mau bagaimana lagi, ya dijalani saja'

---

“Seorang anak harus tahu bahwa ia adalah keajaiban, sebuah mukjizat yang belum pernah ada sejak kejadian bumi, dan sampai akhir zaman bahwa takkan ada anak lain yang seperti ia.”

~Pablo Casals~