Jumat, 14 September 2007

Paper dalam Kongres Nasional Asosiasi Psikologi Islam (Semarang, 2007)

Terapi Humor Dalam Psikologi Islam

Rena Latifa

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

rena.latifa@yahoo.com

ABSTRAK

Humor didefinisikan secara bervariasi oleh para ahli dan terus berubah sepanjang waktu. Humor didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengarnya (maupun pembawanya) merasa tergelitik perasaannnya, merasa lucu, sehingga terdorong untuk tertawa (Danandjaya, 2004). Sementara konsep ‘rasa humor’ atau sense of humor adalah sebuah konsep yang multifaset, universal dan memiliki banyak definisi. Salah satu tokoh, Martin misalnya (dalam Miller, 2003) mendeskripsikan sense of humor sebagai perbedaan kebiasaan individual dalam segala bentuk tingkah laku, pengalaman, perasaan, sikap dan kemampuan yang dihubungkan dengan hiburan (amusement), kesenangan, tertawa, candaan dan sejenisnya.

Perhatian ahli-ahli ilmu sosial, khususnya psikologi, terhadap fenomena humor ternyata juga cukup besar. Ini terlihat dari adanya berbagai teori dan penelitian tentang humor dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Teori dan penelitian humor ini terutama berkembang sebagai bagian dari teori-teori positive psychology yang saat ini sedang marak dibicarakan di kalangan ilmuwan psikologi, sebab positive psychology dipandang sebagai hal yang membangkitkan keberadaan manusia (Lopez & Snyder, 2003).

Betapa tidak, humor sebagai bagian dari kualitas insani sungguh memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan penelitian yang membuktikan manfaat humor. Humor dapat mengurangi tingkat kecemasan individu (Kelly, 2002), humor dapat meningkatkan kesehatan mental (Miller, 2003), humor dapat berperan sebagai ‘anti-dote’ dari stres (Wooten, 1996), serta humor berkaitan erat dengan kreativitas (De Bono dalam Susanto, 1998) dan kepribadian matang (Allport, dalam Bastaman, 1996).

Di sisi lain, penggunaan humor secara berlebihan dan apabila kurang berkenan dalam hal penyampaian, ternyata dapat menimbulkan korban atau mengorbankan seseorang/sekelompok orang sehingga timbul sakit hati dan penderitaan. Padahal dalam ajaran Islam dikatakan:“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim” (QS, 49:11).

Makalah ini ingin mendudukkan Terapi Humor pada proporsi yang tepat. Terapi Humor perlu dipandang sebagai salah satu alternatif terapi psikologis yang manfaatnya dapat lebih dirasakan dibanding mudharatnya. Makalah ini berusaha membedakan keunggulan dan keterbatasan dari Terapi Humor.

Psikolog Muslim yang bergelut dengan terapi tentunya memerlukan pengetahuan yang komprehensif mengenai bagaimana Islam memandang Humor. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Yusuf Qardhawi: “Sesungguhnya tertawa itu termasuk tabiat manusia. Binatang tidak dapat tertawa, karena tertawa itu datang setelah memahami dan mengetahui ucapan yang didengar atau sikap dari gerakan yang dilihat, sehingga ia tertawa karenanya”. Sesuai pendapat diatas, maka hukum tertawa adalah boleh. Begitu juga tertawa memiliki manfaat baik bagi fisik maupun psikologis. Selain itu, tertawa juga bermanfaat secara ibadah, yaitu: (1) merupakan sedekah (2) memberi kesan berseri dan optimis (3) penawar rohani, obat bagi jiwa dan ketenangan bagi sanubari yang lelah setelah berusaha dan bekerja (4) tanda kemurahan hati, isyarat bagi suatu temperamen yang mantap, tanda bagi murninya suatu tujuan, dan (5) menunjukan kebahagiaan.

Temuan dari beberapa literatur dan bukti-bukti di atas dapat mendukung sebuah presuposisi yang mengatakan bahwa humor yang dilakukan dengan benar dan tidak berlebihan serta dilakukan dengan tujuan ibadah akan memberikan efek penyembuhan.

Kata Kunci: Humor, Kualitas Insani, Sehat Mental, Stress, Kreativitas

-----------------

Jika ingin Paper Lengkap dari postingan ini, just feel free to ask :)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya boleh baca postingan yang lengkap ttg humor?

Jika tidak merepotkan , tolong di kirim ke meme_davids@yahoo.com

Thanks,, ^^
Mega.